Pada hari sabtu 8 juni 2013 SMA
Negeri 3 Unggulan Kayuagung melaksanakan kegiatan Isra’ Mi’raj yang diadakan di
Masjid Syubban Arrozi !
Acara isra’ mi’raj dimulai pada
pukul 09.15 wib. Tapi sebelum acara isra’ mi’raj dimulai ada kegiatan bazar
yang dilaksanakan di belakang masjid Syubban Arrozi. Barang yang dijual disini
adalah barang-barang yang khusus untuk akhwat ( perempuan) . seperti buku-buku
tentang islam, pakaian muslimah dan masih banyak lagi. Para siswi muslimah pun
sangat antusias dengan acara bazar ini. Acara ini berlangsung kurang lebih
selama 30 menit.
contoh barang-barang
yang dijual pada bazar.
Kegiatan
tawar-menawar
setelah acara bazar selesai kemudian dilanjutkan dengan acara inti yaitu acara isra’mi’raj. acara ini dibawakan oleh AULIA RISQI RAMADHANI dan DESI PUJI ASTUTI. Sebelum acara dimulai siswa dan siswi SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung dihibur dengan penampilan tim nasyid dari PECI ASPA. Yang dipelopori oleh Yogi Purnandi, Izzan gilman, Ishak Maulana, M. Ikhbal Ryadi dan Agung Prasetya Nugraha. Para siswa dan siswi pun sangat terhibur dengan lantunan lagu dari nasyid PECI ASPA, seperti lagu “ Zhikir Adalah “ dan “Tebarkan Salam”.
Tim Nasyid PECI ASPA
para siswa sangat
antusias menyaksikan penampilan dari tim nasyid PECI ASPA
Kata
sambutan oleh pak MACRUS kata sambutan dari TAUFIK HIDAYAT
Setelah kata sambutan tibalah
saat yang ditunggu-tunggu yaitu penyampaian tausiah yang disampaikan oleh Ust.
HARDI AJI BADARWI
Para siswa dan siswi sangat
antusias dengan penyampaian tausiah yang dibawakan oleh ust. Hardi , hal ini
terlihat dari para siswa dan siswi yang sangat antusias menjawab setiap
pertanyaan yang dilontarkan oleh ust. Hardi.
Setelah penampaian
tausiah yang disampaikan oleh ust. Badarwi selesai , kemudian tibalah acara
penutupan yang kali ini ditutup dengan do’a yang dibacakan oleh ust. Hardi Aji
Badarwi . setelah pembacaan do’a selesai kemudian ditutup dengan ucapan salam
yang diucapkan oleh pembawa acara dan dilanjutkan dengan makan snack yang telah
disiapkan oleh para panitia pelaksana.
SEDIKIT INFORMASI
TENTANG ISRA’ MI’RAJ
Pengertian / Definisi Isra
dan Mi’raj
Isra Mi’raj adalah dua
bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam
saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam,
karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat
perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.
Isra Mi’raj terjadi pada
periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj
terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M.
Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab
tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.
Namun demikian, Syaikh
Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena
Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian,
yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima
waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra
Mi’raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui
secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj.
Peristiwa Isra Mi’raj
terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga
Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai
ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat
perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.
Bagi umat Islam, peristiwa
tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu
diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul
Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat
berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.
Perjalanan dimulai
Rasulullah mengendarai buraq bersama Jibril. Jibril berkata, “turunlah dan
kerjakan shalat”.
Rasulullahpun turun. Jibril
berkata, “dimanakah engkau sekarang ?”
“tidak tahu”, kata Rasul.
“Engkau berada di Madinah,
disanalah engkau akan berhijrah “, kata Jibril.
Perjalanan dilanjutkan ke
Syajar Musa (Masyan) tempat penghentian Nabi Musa ketika lari dari Mesir,
kemudian kembali ke Tunisia tempat Nabi Musa menerima wahyu, lalu ke Baitullhmi
(Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS, dan diteruskan ke Masjidil Aqsha di
Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu.
Jibril menurunkan
Rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah rasul memasuki masjid ternyata
telah menunggu Para nabi dan rasul. Rasul bertanya : “Siapakah mereka ?”
“Saudaramu para Nabi dan
Rasul”.
Kemudian Jibril membimbing
Rasul kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasul melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya
di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian Rasulullah
bersama Jibril naik tangga itu menuju kelangit tujuh dan ke Sidratul Muntaha.
“Dan sesungguhnya nabi
Muhammad telah melihatJibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang
lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat
tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh
sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariyang
dilihatnya itu dan tidakpula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat
sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm :
13 – 18).
Selanjutnya Rasulullah
melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril Rasulullah membaca
yang artinya : “Segala penghormatan adalah milikAllah, segala Rahmat dan
kebaikan“.
Allah berfirman yang
artinya: “Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan berkahnya“.
Rasul membaca lagi yang
artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh.
Rasulullah dan ummatnya menerima perintah ibadah shalat“.
Berfirman Allah SWT : “Hai
Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil
Ibrahim sebagai kesayanagan dan Akupun memberi firman kepadamu seperti firman
kepada Musa Akupun menjadikan ummatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah
dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath
(adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah
engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“.
“Kembalilah kepada umatmu
dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”.
Kemudian Rasul turun ke
Sidratul Muntaha.
Jibril berkata : “Allah
telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah
diberikan kepada seorangpun dari makhluk Nya baik malaikat yang terdekat maupun
nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak
seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya.
Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa
kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan
tersebut dengan bersyukur kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang
menyukai orang-orang yang bersyukur”.
Lalu Rasul memuji Allah
atas semua itu.
Kemudian Jibril berkata :
“Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu
disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampai
lah disurga dengan Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan
terlewatkan”. Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan sejenisnya,
Rasul juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat disurga apa yang mata
belum pernah melihat, telingan belum pernah mendengar dan tidak terlintas
dihati manusia semuanya masih kosong dan disediakan hanya pemiliknya dari kekasih
Allah ini yang dapat melihatnya. Semua itu membuat Rasul kagum untuk seperti
inilah mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan neraka sehingga
rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya selanjutnya
Rasulullah turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang subuh.
Mandapat Mandat Shalat 5
waktu
Agaknya yang lebih wajar
untuk dipertanyakan, bukannya bagaimana Isra’ Mi’raj, tetapi mengapa Isra’
Mi’raj terjadi ? Jawaban pertanyaan ini sebagaimana kita lihat pada ayat 78 surat
al-lsra’, Mi’raj itu untuk menerima mandat melaksanakan shalat Lima waktu.
Jadi, shalat inilah yang menjadi inti peristiwa Isra’Mi’raj tersebut.
Shalat merupakan
media untuk mencapai kesalehan spiritual individual hubungannya
dengan Allah. Shalat juga menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan
masyarakat yang egaliter, beradab, dan penuh kedamaian. Makanya tidak
berlebihan apabila Alexis Carrel menyatakan : “Apabila pengabdian, sholat dan
do’a yang tulus kepada Sang Maha pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan
bermasyarakat, hal itu berarti kita telah menandatangani kontrak bagi
kehancuran masyarakat tersebut“. Perlu diketahui bahwa A. Carrel bukanlah orang
yang memiliki latar belakang pendidikan agama, tetapi dia adalah seorang dokter
dan pakar Humaniora yang telah dua kali menerima nobel atas hasil penelitiannya
terhadap jantung burung gereja dan pencangkokannya. Tanpa pendapat Carrel pun,
Al – Qur’an 15 abad yang lalu telah menyatakan bahwa shalat yang dilakukan
dengan khusu’ akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, sehingga tercipta
tatanan masyarakat yang harmonis, egaliter, dan beretika.
Perintah sholat dalam
perjalanan isra dan mi’raj Nabi Muhammad SAW, kemudian menjadi ibadah wajib
bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan
ibadah-ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun
perspektif rasional-ilmiah, Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang tak kunjung
kering inspirasi dan hikmahnya bagi kehidupan umat beragama (Islam).
Bersandar pada alasan
inilah, Imam Al-Qusyairi yang lahir pada 376 Hijriyah, melalui buku yang
berjudul asli ‘Kitab al-Mikraj’ ini, berupaya memberikan peta yang cukup
komprehensif seputar kisah dan hikmah dari perjalanan agung Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad SAW, beserta telaahnya. Dengan menggunakan sumber primer, berupa
ayat-ayat Al-Quran dan hadist-hadits shahih, Imam al-Qusyairi dengan cukup
gamblang menuturkan peristiwa fenomenal yang dialami Nabi itu dengan runtut.
Dalam pengertiannya, Isra’
Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa
bagi Rasul. Sehingga peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah yang akan
menjadi titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. John Renerd dalam
buku ”In the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience,”
seperti pernah dikutip Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Mi’raj adalah satu
dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain
perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Mi’raj, menurutnya, benar-benar merupakan
perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual.
Melihat foto di atas,
mungkin banyak dari kita akan segera memilih foto sebelah kanan sebagai Masjid
Al-Aqsa. Namun percayalah, foto sebelah kiri yang berupa masjid dengan kubah
yang berwarna hijau itulah Masjid Al-Aqsa yang sebenarnya.
Dewasa ini, telah terjadi
banyak kesalahpahaman diantara umat muslim tentang masjid Al-Aqsa yang
sebenarnya. Banyak umat muslim maupun non-muslim yang mempublikasikan foto
Masjid Al-Aqsa yang salah, tapi yang mengkuatirkan saat ini, kebanyakan umat
muslim memajang foto Qubbatus Shakrah (Kubah Batu/ Dome of The Rock) dirumah
maupun dikantor mereka dengan sebutan Masjid Al-Aqsa. Ini telah menjadi
kesalahan umum di dunia muslim.
Namun tragedi sesungguhnya
adalah bahwa kebanyakan generasi muda/ anak-anak muslim (sebagaimana juga
muslim dewasa) diseluruh dunia, tidak dapat membedakan antara Masjid Al Aqsa
dengan Qubbatus Shakrah (Kubah Batu).
Masjidil Aqsa merupakan
kiblat pertama bagi Umat Islam sebelum dipindahkan ke Ka’bah dengan perintah
Allah SWT. Kini berada di dalam kawasan jajahan Yahudi. Dalam keadaan yang
demikian, disinyalir pihak Yahudi telah mengambil kesempatan untuk mengelirukan
pengetahuan Umat Islam dengan mengedarkan gambar Dome of The Rock sebagai
Masjidil Aqsa.
Tujuan mereka hanyalah
satu: untuk meruntuhkan Masjidil Aqsa yang sebenarnya dan mendirikan kembali
haikal Sulaiman. Saat ini, hanya “Tembok sebelah Barat” yang tersisa dari
bangunan kuil atau istana Sulaiman yang masih berdiri, dan pada saat yang
bersamaan tempat ini dinamakan “Tembok Ratapan/Wailing Wall” oleh orang Yahudi.
Apabila Umat Islam sendiri sudah keliru dan sulit untuk membedakan Masjidil
Aqsa yang sebenarnya, maka semakin mudahlah tugas mereka untuk melaksanakan
rencana tersebut, karena bila Masjid Al-Aqsa diruntuhkan, kebanyakan umat tidak
akan menyadarinya.
Berikut disertakan
terjemahan surat yang ditulis dan dikirimkan oleh Dr. Marwan kepada ketua
pengarang harian “Al-Dastour” tentang kekeliruan umat dan hubungannya dengan
rencana zionis.
- Terdapat beberapa kekeliruan
antara Masjidil Aqsa dan The Dome of The Rock. Apabila disebut tentang
Masjidil Aqsa di dalam media lokal maupun internasional, foto The Dome of
The Rock-lah yang ditampilkan. Alasannya adalah untuk mengalihkan
masyarakat umum yang merupakan siasat Israel. Tinjauan ini diperoleh saat
saya tinggal di USA, dimana saya telah mengetahui bahwa Zionis di Amerika
telah mencetak dan mengedarkan foto tersebut dan menjualnya kepada orang
arab dan Muslim. Kadangkala dijual dengan harga yang murah bahkan kadang
diberikan secara gratis agar Muslim dapat mengedarkannya dimana saja. Baik
dirumah maupun kantor.
Hal ini meyakinkan saya
bahwa Israel ingin menghapuskan gambaran Masjid Al-Aqsa dari ingatan umat Islam
supaya mereka dapat memusnahkannya dan membangun kuil mereka tanpa ada
publikasi. Bila ada yang membangkang atau memprotes, maka Israel akan
menunjukkan foto The Dome of The Rock yang masih utuh berdiri, dan menyatakan
bahwa mereka tidak berbuat apa-apa. Siasat yang sungguh pintar! Saya juga
merasa amat terperanjat ketika bertanya kepada beberapa rakyat arab, Muslim,
bahkan rakyat Palestina karena mendapati mereka sendiri tidak dapat membedakan
antara kedua bangunan tersebut. Ini benar-benar membuatkan saya merasa kesal
dan sedih karena hingga kini Israel telah berhasil dalam siasat mereka.
Dr. Marwan Saeed Saleh Abu
Al-Rub Associate Professor,
Mathematics Zayed University Dubai
Mathematics Zayed University Dubai
Demikianlah, dengan kondisi
yang mengkuatirkan ini, kita sebagai muslim hendaklah turut membantu
menyebarkan informasi yang benar kepada saudara kita dan dunia. Hal ini penting
dilakukan untuk menghindari distorsi informasi lebih jauh yang akhirnya akan
merugikan umat bila tidak disikapi dengan baik.
2 komentar:
menarik dan bermanfaat nih infonya
senang sekali bisa mampir ke blog anda
terimakasih banyak gan
nice post gan
terimakasih telah berbagi
sukses terus
Posting Komentar
1. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Account E-Mail Anda, silahkan pilih Profile E-Mail
2. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Nama dan URL Anda, silahkan pilih Name/URL
3. Jika Anda ingin berkomentar tanpa diketahui nama Anda, silahkan pilih Anonymous