+ Huruf Lebih Besar | -Huruf Lebih Kecil

WELCOME

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas diluncurkannya Weblog ROHIS SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung. Mengingat begitu cepatnya perkembangan IPTEK khususnya dibidang...

Kamis, 16 Desember 2010

MEMAKMURKAN MASJID DAN MENDATANGI MASJID [UNTUK BERIBADAH]

      Bismillah Ar Rahman Ar Rahim
      Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh
      Oleh
      Dr Shalih bin Ghanim bin Abdillah As-Sadlani.


Teman Teman tahukah kamu ....?
      Masjid merupakan Baitullah, di dalamnya Ia disembah dan senantiasa disebut 
      nama-Nya. Masjid merupakan menara petunjuk dan bendera Islam. Allah 
      memuliakan serta mengagungkan orang yang mengikatkan dirinya dengan masjid.


      Allah berfirman.

      "Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka 
      janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) 
      Allah" [Al-Jin : 18]

      Masjid-masjid itu dibangun agar manusia mengerjakan shalat dan berdzikir 
      kepada Allah, membaca Al-Qur'an dan taqarrub kepada-Nya, merendah di 
      hadapan-Nya dan mengharapkan pahala di sisi-Nya.

      Sesungguhnya memakmurkan masjid adalah bagian terbesar untuk taqarub 
      kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di antara bagian dari memakmurkan masjid 
      adalah membangun, membersihkan, membentangkan permadani, meneranginya dan 
      masih banyak lagi bagian-bagian dari pemerliharaan masjid. Adapula 
      memakmurkan masjid dengan i'tikaf di dalamnya, shalat dan senantiasa 
      mendatanginya dengan berjama'ah, mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat, 
      membaca Al-Qur'an, belajar dan mengajarkannya. As-Sunnah telah menjelaskan 
      keutamaan dan balasan yang besar dalam memakmurkan, membangun dan 
      memelihara masjid.

      Diriwayatkan dalam shahih Muslim, Utsman Radhiyallahu 'anhu telah 
      mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

      "Artinya : Barangsiapa telah membangun masjid karena Allah Subhanahu wa 
      Ta'ala (Bukair berkata : Saya menyangka beliau berkata dengan mengharap
      wajah Allah), maka Allah akan membangunkannya rumah di Jannah" [Shahih
      Muslim 1/378 no. 533 urutan 24 kitab al-Masajid bab 4]

      Maksudnya karena ikhlas dengan mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala 
      semata serta mengharap keridhaan-Nya, tidak riya, sum'ah dan tidak pula 
      karena mencari pujian manusia serta bukan karena satu tujuan atau 
      tujuan-tujuan yang lain.

      Seperti telah dijelaskan tentang keutamaan memakmurkan masjid, dijelaskan 
      pula tentang keutamaan menyiapkan masjid untuk shalat dan pujian bagi 
      orang yang melaksanakannya. 
      Dalam shahih Muslim, Abu Hurairah berkata : Sesungguhnya ada seorang 
      wanita berkulit hitam yang berkhidmat pada masjid (dalam riwayat lain ; 
      seorang pemuda). Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
      tidak melihatnya, maka beliau bertanya tentang dia, para shahabat 
      menjawab, Ia telah meninggal. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
      bersabda.

      "Apakah tidak ada kemampuan bagimu untuk memberitahukan kepadaku (tentang 
      kematiannya, ada yang menjawab, sepertinya mereka menganggap kecil masalah 
      itu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 
      "Tunjukkan padaku kuburannya, maka ditunjukkanlah beliau pada kuburan 
      tersebut, beliau mendo'akannya kemudian bersabda:"Artinya : Sesungguhnya 
      ahli kubur ini dipenuhi kegelapan dan Allah meneranginya dengan shalatku 
      terhadap mereka" [Shahih Muslim 2/658 no 956 urutan 71 Kitab al-Janaiz bab 
      ash-shalat 'ala al-Kubur]

      Telah ada beberapa nash sharih lagi shahih yang menjelaskan keutamaan 
      mendatangi masjid untuk menunaikan shalat, dzikir dan qira'ah Qur'an. 
      Orang yang menziarahi masjid itu berada dalam penjagaan Allah dan 
      mendapatkan rahmat-Nya selagi ia duduk didalamnya, menjaga adab-adabnya 
      dan selalu menghubungkan hatinya dengan Allah.

      Sesungguhnya shalat seseorang di dalam masjid dilebihkan dari shalat yang
      dilakukan di rumah atau di pasar dengan 25 derajat atau 27 derajat. 
      Beberapa nash telah menjelaskan bahwa orang yang mendatangi masjid dalam 
      gelap, maka Allah akan meneranginya dengan sempurna pada hari kiamat, 
      seperti orang yang pergi ke masjid di pagi hari atau di malam hari, Allah 
      akan menyediakan baginya rumah di jannah. Ini merupakan fadhilah yang 
      besar, takkan ada orang yang melampui batas atau meremehkannya kecuali 
      orang yang lalai atau pemalas, maka haram baginya mendapatkan kebaikan
      saudaranya semuslim.

      Lihat beberapa hadits yang telah menjelaskan apa yang telah saya katakana 
      ini, supaya menjadi ilmu, bashirah dan petunjuk, dengan itu pula supaya 
      kalian melaksanakan rukun ini sebagai ilham dari syi'ar-syi'ar Islam di 
      masjid bersama jama'ah lain untuk mendapatkan ridha dan balasan dari Allah 
      di dunia dan di akhirat.

      Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

      "Artinya : Shalat seseorang (di masjid dengan berjama'ah) itu dilebihkan 
      dengan 25 derajat dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar, 
      sesungguhnya salah seorang di antara kalian jika berwudlu kemudian 
      menyempurnakannya lalu mendatangi masjid, tak ada keinginan yang lain 
      kecuali untuk shalat, maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun 
      kecuali Allah mengangkatnya satu derajat, dan terhapus darinya satu 
      kesalahan hingga ia masuk masjid ..." [Muttafaqun 'alaih, Lu'lu wal 
      Marjan, yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim 1/131 no. 387]

      Orang yang menziarahi masjid berada dalam perlindungan dan rahmat dari 
      Allah selagi tetap dalam duduk dan menjaga adab-adabnya dengan 
      menghadapkan hati kepada Allah semata.

      Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
      sallam bersabda.

      "Artinya : Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang menyebabkan Allah 
      menghapuskan kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat ..? para shahabat 
      menjawab ; Ya wahai Rasulullah, beliau bersabda, "Menyempurnakan wudlu
      meski dalam keadaan susah dan banyak-banyak mendatangi masjid, menunggu 
      shalat setelah shalat.... itulah ribat, itulah ribat, itulah ribat" 
      [Shahih Muslim 1/219 no 251 urutan 41 bab 14 kitab At-Thaharah]

      Allah berfirman.

      "Artinya : Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah 
      diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada 
      waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh 
      perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan 
      (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut 
      kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. 
      (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada 
      mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka 
      kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah 
      memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas" [An-Nur : 
      36-38]

      Banyak sekali ayat dan hadits-hadits dalam bab ini, maka bagi orang yang 
      berkhidmat di masjid dan bertanggung jawab atas masjid baik atas nama 
      pribadi, jama'ah, yayasan atau yang lain haruslah menghidupkan masjid 
      dengan membangun, membersihkan, menghamparkan permadani, penerangan dan 
      kesinambungan pemenuhan air serta lainnya yang termasuk di dalamnya demi 
      kemudahan dan kelancaran hamba Allah untuk melaksanakan amal-amal yang 
      besar di dalam masjid.


      Nah dari semua keterangan diaatas maka kita warga SMAN 3 UNGGULAN KAYUAUNG harus rajin  datang ke masjid SYUBAN ARROZI untuk ibadah Oke
    
      Wallahu a’lam Bissowaab . . . . . .
      Wassalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh

      [Disalin dari kitab Shalat Al-Jama'ah Hukmuha Wa Ahkamuha Wat Tanbih 'Ala 
      Ma Yaqa'u Fiiha Min Bid'ain Wa Akhthain edisi Indoensia Shalat Berjama'ah, 
      Panduan Hukum, Adab, Hikmah. hal 61-65, Pustaka Arafah

0 komentar:

Posting Komentar

1. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Account E-Mail Anda, silahkan pilih Profile E-Mail
2. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Nama dan URL Anda, silahkan pilih Name/URL
3. Jika Anda ingin berkomentar tanpa diketahui nama Anda, silahkan pilih Anonymous