Jumat, 11/03/2011 08:45 WIB

Terlepas dari kontroversi Pluralisme itu, Abdul Hakim, selaku perwakilan dari Penerbit Gema Insani Press yang menjagokan buku Kritik Terhadap Studi Qur’an kaum Liberal karya penulis muda Fahmi Salim, juga menilai buku Ahmad Syafi’i Ma’arif dipertanyakan keilmiahannya.
“Dari sistematika buku itu sepertinya dipaksakan, di bab-bab itu harusnya saling terkait. Kemudian di buku Indonesia Dalam Bingkai Kebhinekaan ini ada bab tertentu hanya berisi judul besar tersendiri bukan sub judul.” Ujarnya ketika dihubungi eramuslim.com, kamis malam, 10/3.
Sedangkan seorang pemerhati yang gigih melawan isu pluralism agama, mengutarakan kekecewaannya kepada eramuslim.com rabu pagi, 9/3.
“Kok bisa, acara buku Islam, yang menang orang liberal. Harusnya panitia melihat substansi diadakannya acara ini.”
Tidak hanya menjuarai kategori buku terbaik, Guru Besar Univeritas Negeri Yogyakarta tersebut juga didaulat sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2011.
Beberapa kalangan menduga keluarnya nama Syafi’i Ma’arif tidak pas mengingat Islamic Book Fair adalah pargelaran buku Islami dengan karya-karya yang memiliki framework Islam. Sedangkan, Ahmad Syafi’i Ma’arif lebih dikenal sebagai akademisi yang ucapannya sering berbenturan terhadap ajaran Islam.
Selain itu uniknya, kini award di IBF tidak mengenal kategori juara dua, namun hanya mengakomodir juara terbaik, sedangkan peringkat di bawahnya disebut dengan nominasi.(pz)
0 komentar:
Posting Komentar
1. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Account E-Mail Anda, silahkan pilih Profile E-Mail
2. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Nama dan URL Anda, silahkan pilih Name/URL
3. Jika Anda ingin berkomentar tanpa diketahui nama Anda, silahkan pilih Anonymous