Sabtu, 22/10/2011 05:59 WIB

"Gaddafi menumpahkan darahnya sebagai syuhada untuk mengobarkan api revolusi di seluruh dunia," Mujahid Dokubo-Asari, kepala Angkatan Relawan Rakyat Delta Niger, kepada AFP. "Mereka yang membunuh Gaddafi tidak akan tenang sampai mendapat hukuman."
Ada laporan bahwa Asari, yang sebelumnya memimpin aksi militansi kekerasan di wilayah penghasil minyak Delta Niger Nigeria, menerima pelatihan militer di Libya.
Gaddafi sendiri dituduh menggunakan kekayaan minyak Libya untuk mendanai kelompok pemberontak dan sayapnya di seluruh Afrika.
"Bahkan jika saya mendapat pelatihan di Libya, apa yang salah dengan mendapatkan pelatihan di Libya?" kata Asari, 48 tahun yang lahir dalam keluarga Kristen, tetapi masuk Islam pada tahun 1988.
Dia bilang dia menghabiskan waktu di Libya pada tahun 1990 hingga 1991.
"Saya diundang oleh pemerintah Libya dan diberikan beasiswa untuk pergi mempelajari Islam," katanya. "Ketika saya tiba di Libya, mereka mengira bahwa saya memiliki ide-ide revolusioner, jadi saya menjadi dekat dengan kepemimpinan Libya dan saya mulai berbicara kepada mereka."
Asari mengatakan, dia bertemu orang asing lainnya dengan ide-ide yang sama saat di Libya.
Asari mengatakan bahwa dia kembali ke Libya dan mengadakan pembicaraan dengan Gaddafi pada awal 2010, dan mengklaim ia diberi uang sebesar 100 ribu dolar selama perjalanan ke sana. Dia mengatakan bahwa bagaimanapun gerakannya tidak diberikan dukungan finansial yang signifikan oleh Gaddafi selama bertahun-tahun.
"Orang-orang di dunia akan bangkit melawan atas kematian Gaddafi," ujarnya. "Waktu akan datang dan mereka akan menyesal melakukan pembunuhan."
Asari berpendapat bahwa Libya di bawah Gaddafi memiliki tingkat melek huruf tertinggi dan perawatan kesehatan terbaik di seluruh Afrika. "Sebagai orang asing, saya melihat dengan mata saya sendiri."
Kelompok Asari sendiri terlibat dalam kekerasan di Nigeria khususnya di bagian awal dekade terakhir.
Dia ditangkap pada 2005 atas tuduhan pengkhianatan setelah dia mengancam untuk meluncurkan kampanye bersenjata untuk sebuah republik merdeka di Delta Niger, namun dibebaskan pada tahun 2007.(fq/afp)
Sumber: www.eramuslim.com
0 komentar:
Posting Komentar
1. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Account E-Mail Anda, silahkan pilih Profile E-Mail
2. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Nama dan URL Anda, silahkan pilih Name/URL
3. Jika Anda ingin berkomentar tanpa diketahui nama Anda, silahkan pilih Anonymous