Kaum muslimin rahimakumullah
Allah SWT berfirman: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At Taubah 18).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Dalam ayat di atas Allah SWT menerangkan sifat-sifat khas para pemakmur masjid-masjid Allah adalah orang-orang yang bernar-benar beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, menegakkan sholat, membayar zakat, dan tidak takut siapapaun selain Allah SWT.
Az Zuhaili dalam tafsirnya mengatakan bahwa yang berhak memakmurkan masjid adalah orang-orang yang benar imannya kepada Allah, mengakui keberadaan dan keesaan-Nya, beribadah dan bertawakkal hanya kepada-Nya, juga beriman kepada hari kiamat dimana Allah akan menghisab seluruh hamba-Nya, membalas orang-orang baik dengan pahala dan menyiksa orang-orang yang buruk. Selain itu, mereka menegakkan sholat dengan menyempurnakan syarat dan rukunnya serta mentaddaburi seluruh bacaan dzikir dalam tiap gerakan sholat maupun bacaan tilawah Al Quran dalam tiap rakaatnya. Mereka mempunyai sifat khusyu’ kepada Allah, membayar zakat kepada orang-orang yang berhak (mustahiq zakat) seperti kaum fakir miskin dan ibnu sabil, yakni orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan mereka. Mereka tidak takut kepada siapapun kecuali hanya kepada Allah. Dia tidak takut kepada patung-patung berhala dan siapa saja yang diagungkan. Mereka inilah yang bisa diharapkan menjadi orang-orang yang mendapatkan petunjuk kepada kebaikan selamanya, kepada apa yang dicintai dan diridloi Allah.
Al Baghawy dalam tafsirnya mengatakan bahwa orang yang memakmurkan masjid itu hanyalah orang yang telah disebut dalam ayat di atas dan dia tidak takut kepada siapapun dalam urusan dinul Islam. Juga dia tidak meninggalkan perintah Allah maupun larangan-Nya karena takut kepada yang lain. Mereka itulah orang yang berpegang teguh dengan ketaatan kepada Allah yang mengantarkan kepada al Jannah. Imam Ahmad meriwayatkan suatu hadits dari Abu Said al Khudry bahwa Nabi saw. bersabda: “Jika kalian melihat seorang yang biasa mendatangi masjid-masjid maka saksikan bahwa dia beriman”.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Untuk membangun generasi umat pemakmur masjid hari ini, maka perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, DKM Masjid dan Musholla memulai membangun tradisi khusus sholat subuh berjamaah, yang disusul dengan kuliah tafsir, aqidah, fiqih singkat sekitar 15 menit dan Tanya jawab hingga total 30 menit, lalu dilanjutkan dengan pertemuan ukhuwah untuk membahas berbagai masalah yang sedang dihadapi jamaah Masjid/Musholla untuk dibantu diselesaikan secara riil, seperti masalah ekonomi atau yang lain, atau mengunjungi yang sedang sakit sehingga tidak datang sholat berjamaah. Tujuannya adalah konsolidasi jamaah pemakmur masjid dan mewujudkan ukhuwah Islamiyyah secara riil.
Kedua, untuk menambah wawasan, kualitas jamaah dan ukhuwah Islamiyyah yang lebih luas, perlu diadakan kuliah subuh gabungan untuk tingkat kelurahan yang merupakan gabungan beberapa masjid dan musolla. Dan setiap enam bulan sekali kuliah subuh gabungan sekecamatan. Untuk itu bisa diundang para tokoh umat dan ulama yang memiliki kualifikasi yang bagus sehingga tujuan tersebut bisa dicapai.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Untuk meningkatkan kekuatan dan kekompokan umat Islam berbasis masjid sebagai kekuatan umat di akar rumput, harus diperhatikan konsolidasi pemikiran, perasaan, dan gerak berjamaah dengan kesatuan gerak dasar, yakni :
Allah SWT berfirman: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At Taubah 18).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Dalam ayat di atas Allah SWT menerangkan sifat-sifat khas para pemakmur masjid-masjid Allah adalah orang-orang yang bernar-benar beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, menegakkan sholat, membayar zakat, dan tidak takut siapapaun selain Allah SWT.
Az Zuhaili dalam tafsirnya mengatakan bahwa yang berhak memakmurkan masjid adalah orang-orang yang benar imannya kepada Allah, mengakui keberadaan dan keesaan-Nya, beribadah dan bertawakkal hanya kepada-Nya, juga beriman kepada hari kiamat dimana Allah akan menghisab seluruh hamba-Nya, membalas orang-orang baik dengan pahala dan menyiksa orang-orang yang buruk. Selain itu, mereka menegakkan sholat dengan menyempurnakan syarat dan rukunnya serta mentaddaburi seluruh bacaan dzikir dalam tiap gerakan sholat maupun bacaan tilawah Al Quran dalam tiap rakaatnya. Mereka mempunyai sifat khusyu’ kepada Allah, membayar zakat kepada orang-orang yang berhak (mustahiq zakat) seperti kaum fakir miskin dan ibnu sabil, yakni orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan mereka. Mereka tidak takut kepada siapapun kecuali hanya kepada Allah. Dia tidak takut kepada patung-patung berhala dan siapa saja yang diagungkan. Mereka inilah yang bisa diharapkan menjadi orang-orang yang mendapatkan petunjuk kepada kebaikan selamanya, kepada apa yang dicintai dan diridloi Allah.
Al Baghawy dalam tafsirnya mengatakan bahwa orang yang memakmurkan masjid itu hanyalah orang yang telah disebut dalam ayat di atas dan dia tidak takut kepada siapapun dalam urusan dinul Islam. Juga dia tidak meninggalkan perintah Allah maupun larangan-Nya karena takut kepada yang lain. Mereka itulah orang yang berpegang teguh dengan ketaatan kepada Allah yang mengantarkan kepada al Jannah. Imam Ahmad meriwayatkan suatu hadits dari Abu Said al Khudry bahwa Nabi saw. bersabda: “Jika kalian melihat seorang yang biasa mendatangi masjid-masjid maka saksikan bahwa dia beriman”.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Untuk membangun generasi umat pemakmur masjid hari ini, maka perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, DKM Masjid dan Musholla memulai membangun tradisi khusus sholat subuh berjamaah, yang disusul dengan kuliah tafsir, aqidah, fiqih singkat sekitar 15 menit dan Tanya jawab hingga total 30 menit, lalu dilanjutkan dengan pertemuan ukhuwah untuk membahas berbagai masalah yang sedang dihadapi jamaah Masjid/Musholla untuk dibantu diselesaikan secara riil, seperti masalah ekonomi atau yang lain, atau mengunjungi yang sedang sakit sehingga tidak datang sholat berjamaah. Tujuannya adalah konsolidasi jamaah pemakmur masjid dan mewujudkan ukhuwah Islamiyyah secara riil.
Kedua, untuk menambah wawasan, kualitas jamaah dan ukhuwah Islamiyyah yang lebih luas, perlu diadakan kuliah subuh gabungan untuk tingkat kelurahan yang merupakan gabungan beberapa masjid dan musolla. Dan setiap enam bulan sekali kuliah subuh gabungan sekecamatan. Untuk itu bisa diundang para tokoh umat dan ulama yang memiliki kualifikasi yang bagus sehingga tujuan tersebut bisa dicapai.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Untuk meningkatkan kekuatan dan kekompokan umat Islam berbasis masjid sebagai kekuatan umat di akar rumput, harus diperhatikan konsolidasi pemikiran, perasaan, dan gerak berjamaah dengan kesatuan gerak dasar, yakni :
(1)
Perkuat aqidah dengan penanaman cinta kepada Allah (hubbullah) dan
cinta kepada Rasul (hubbur Rasul) melalui pendekatan qira’atul Quran dan
Kajian Sirah/Hadits serta pensucian jiwa tauhid;
(2) Memakmurkan Masjid dan musholla dengan sholat berjamaah lima waktu, wabil khusus sholat Subuh yang dilanjutkan dengan kajian dan bahas masalah riil ummat;
(3) Membiasakan dan menggemarkan bayar shodaqoh dan infak perjuangan untuk membiayai gerakan dakwah sebagai dasar kebiasaan bayar zakat kepada negara yang konsisten menerapkan syariah. Shodaqoh yang dibayarkan dikumpulkan di masjid untuk dana ukhuwah Islamiyyah untuk menyelesaikan problem-problem jamaah serta membiayai kegiatan gerakan dakwah di tingkat masjid tersebut dan surplusnya sebagian bisa dikirim ke masjid tingkat kelurahan atau kecamatan untuk dikelola gerakan dakwah di tingkat Kota/Kabupaten. Dengan pola penggalangan dana mandiri ini insyaallah kekuatan dan independensi gerakan dakwah umat Islam bisa diwujudkan.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Dalam konsolidasi ini bagus direnungkan gambaran soliditas para pejuang Islam generasi pertama, yakni kaum Muhajirin dan Anshar sebagaimana firman Allah SWT:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi…” (QS. Al Anfal 72).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Dengan istiqomahnya umat memakmurkan masjid dan konsolidasi jamaah masjid serta jaringan antar masjid, insyaallah ukhuwah Islamiyyah diwujudkan secara nyata dan jamaah umat Islam betul-betul solid dan mampu mengemban tugas-tugas dakwah dan amar makmur nahi mungkar. Minimal ketertiban masyarakat yang ahli ibadah, memakmurkan masjid, dan membersihkan lingkungan dari segala kemaksiatan di seputar masjid dan jaringan masjid bisa diwujudkan dan dijaga. Ini akan menjadi landasan utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa dan negara lebih baik dan bermartabat sesuai tuntunan syariah.
Akhirnya, marilah kita renungkan tentang kewajiban umat Islam hidup berjamaah secara solid sebagai perintah Allah SWT dalam firman-Nya:
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At Taubah 71).
Baarakallahu lii walakum
(2) Memakmurkan Masjid dan musholla dengan sholat berjamaah lima waktu, wabil khusus sholat Subuh yang dilanjutkan dengan kajian dan bahas masalah riil ummat;
(3) Membiasakan dan menggemarkan bayar shodaqoh dan infak perjuangan untuk membiayai gerakan dakwah sebagai dasar kebiasaan bayar zakat kepada negara yang konsisten menerapkan syariah. Shodaqoh yang dibayarkan dikumpulkan di masjid untuk dana ukhuwah Islamiyyah untuk menyelesaikan problem-problem jamaah serta membiayai kegiatan gerakan dakwah di tingkat masjid tersebut dan surplusnya sebagian bisa dikirim ke masjid tingkat kelurahan atau kecamatan untuk dikelola gerakan dakwah di tingkat Kota/Kabupaten. Dengan pola penggalangan dana mandiri ini insyaallah kekuatan dan independensi gerakan dakwah umat Islam bisa diwujudkan.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Dalam konsolidasi ini bagus direnungkan gambaran soliditas para pejuang Islam generasi pertama, yakni kaum Muhajirin dan Anshar sebagaimana firman Allah SWT:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi…” (QS. Al Anfal 72).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Dengan istiqomahnya umat memakmurkan masjid dan konsolidasi jamaah masjid serta jaringan antar masjid, insyaallah ukhuwah Islamiyyah diwujudkan secara nyata dan jamaah umat Islam betul-betul solid dan mampu mengemban tugas-tugas dakwah dan amar makmur nahi mungkar. Minimal ketertiban masyarakat yang ahli ibadah, memakmurkan masjid, dan membersihkan lingkungan dari segala kemaksiatan di seputar masjid dan jaringan masjid bisa diwujudkan dan dijaga. Ini akan menjadi landasan utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa dan negara lebih baik dan bermartabat sesuai tuntunan syariah.
Akhirnya, marilah kita renungkan tentang kewajiban umat Islam hidup berjamaah secara solid sebagai perintah Allah SWT dalam firman-Nya:
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At Taubah 71).
Baarakallahu lii walakum
Sumber : http://www.suara-islam.com
0 komentar:
Posting Komentar
1. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Account E-Mail Anda, silahkan pilih Profile E-Mail
2. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Nama dan URL Anda, silahkan pilih Name/URL
3. Jika Anda ingin berkomentar tanpa diketahui nama Anda, silahkan pilih Anonymous