+ Huruf Lebih Besar | -Huruf Lebih Kecil

WELCOME

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas diluncurkannya Weblog ROHIS SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung. Mengingat begitu cepatnya perkembangan IPTEK khususnya dibidang...

Selasa, 18 September 2012

Tragisnya Larangan Salat Jumat bagi Para Pekerja



BAGI umat muslim terutama yang berjenis kelamin pria, tentu tidak asing lagi dengan ibadah salat yang rutin dilaksanakan sekali dalam seminggu. Beberapa di antaranya yang anak rantau atau beberapa kali pindah domisili atau pekerjaan, pastilah punya kenangan demi kenangan tertentu di masjid-masjid yang pernah dipijak. Itulah salah satu keindahan salat Jumat. Ketika sesama umat muslim, kita semua berkumpul dalam satu masjid. Namun apa jadinya jika satu perusahaan memberlakukan larangan melakukan salat Jumat?
Sekilas tentang Salat Jumat
Salat Jumat hanya boleh dilakukan lelaki muslim dan dilakukan berjamaah. Dalam praktiknya, para lelaki ini harus menyegerakan pergi ke masjid. Biasanya jam setengah sebelas, jika waktu zuhur dimulai jam 12, masjid sudah lumayan penuh. Tapi lebih para jamaah datang sepuluh atau lima menit sebelum waktu zuhur dimulai.
Sebelum salat Jumat, lelaki muslim disunahkan untuk mandi, berpakaian rapi dan memakai wewangian (non-alkohol). Biasnya pula aksi mencukur bulu-bulu cinta atau potong kuku, dilakukan di hari ini. Usai itu, ketika sampai di masjid, disunahkan untuk salat sunah dua rakaat. Lalu khatib memberi salam sekira sekian detik, kemudian jamaaah mendengarkan kumandang azan dari muazin sebagai tanda tiba waktu zuhur. Usai itu khatib memberi ceramah yang durasinya kira-kira 10-15 menit. Usai itu muazin melakukan iqamat atau pemanggilan salat berjamaah, dan salat dua rakaat pun berlangsung secara berjamaah.
Usai ini disunahkan para jamaah untuk bersalawat dan berdoa. Pada kenyataannya karena kesibukan, para jamaah hanya berada di masjid sekira dua menit usai salat jamaah dilakukan.
Masjid-Masjid yang Paling Dikenang
- Masjid sekolah. Bagaimana tidak, selama tiga tahun berada di tempat dan melakukan aktivitas yang sama, kami wajib salat Jumat di masjid tersebut. Ketika anak-anak SMP dan SMA juga para guru berkumpul dalam jajaran saf. Yang unik, waktu salat Jumat di sekolah saya terbilang amat singkat. Tidak heran karena masjid sudah mulai penuh satu jam sebelum waktu zuhur dimulai. Tidak heran pula kami yang SMA cepat pulang dan kerap kali menemukan masjid di areal sekolah yang masih melakukan ibadah salat dua rakaat tersebut.
- Masjid di Ledeng. Masjid ini tidak terlalu besar dan terletak di ‘bukit’. Kami harus menaiki anak tangga yang lumayan banyak untuk sampai ‘ke atas’, maklum masjid itu berada di dataran yang lebih tinggi. Itulah masjid satu-satunya yang dekat dengan areal kos yang terletak di tempat saya tinggal. Sebenarnya ada masjid yang berada tepat di Terminal Ledeng, namun itu cukup jauh.
- Musala SMP. Dulu kalau sekolah siang, enggak banyak anak yang lebih memilih singgah di musala untuk salat Ashar. Saya adalah salah satu anak yang sengaja pergi ke musala. Selain untuk ‘menyepi’ sekalian buat ibadah juga, kan? Yang paling enak saat salat Jumat berlangsung di sana. Anak-anak SMA dan SMP berkumpul dalam saf. Yang SMP tentu saja wajib pakai sarung yang dibawa dari rumah. Mereka kan pakai celana pendek. Makanya tiap sekolah siang, saya selalu bawa sarung.
Yang Unik dan Menggelitik Saat Salat Jumat Berlangsung
- Masih ingat dengan style emo yang sempat menjadi tren di media era 2000-an? Mulai dari rambut zigzag, pakaian cungkring yang ngepas banget, sampai celana pensil. Nah, kayaknya enggak masalah jika gaya ini diterapkan pada pemuda yang kerempeng atau punya tubuh yang biasa aja. Lalu bagaimana jika yang chubby atau agak gemuk melakukannya?
Pada suatu Zuhur di masjid kampus, di hadapan saya muncullah sosok lelaki dengan jeans ketat dan pinggang yang lebar. Ketika dia melakukan salat sunat tahiyatul Masjid, lipatan bokongnya amat terlihat jelas kala dia duduk di antara dua sujud. Ini tentu pemandangan yang amat mengganggu.

- Di beberapa masjid, keberadaan anak-anak sebenarnya cukup mengganggu. Anak-anak seumuran SD ini lebih sering duduk di saf paling belakang dan bebas mengobrol saat khatib berkotbah. Sebenarnya sudah menjadi kewajiban bagi muslim yang dewasa di jajaran yang sama untuk memberi nasihat. Tapi kemudian hal ini menjadi lumrah dan terjadi di masjid-masjid perkampungan padat penduduk. Yah, namanya juga anak kecil. Meski akan lebih baik jika mereka lebih dinasihati dan tidak bercanda saat berada dalam masjid.

- Terkadang saya menemukan anak lima tahunan jalan-jalan saat salat Jumat dua rakaat berlangsung. Sudah tiga kali hal itu berulang di masjid padat penduduk di tempat saya tinggal. Namun beruntung, hal itu tidak berulang kembali. Ini bagus karena jika anak kecil itu dibiarkan, maka yang berdosa adalah orang tuanya.

- Yang menggelikan dari masjid di kompleks perumahan yang baru saya tempati, adalah banyaknya koropak yang biasa di-estafetkan para jamaah kala menunggu tibanya salat Jumat. Koropak adalalah kotak sumbangan yang terbuat dari kayu dan mirip celengan. Ada sekira tiga koropak yang diestafetkan, membuat saya yang baru mencicipi masjid tersebut tergelak. Ada yang bertuliskan sumbangan untuk kompleks perumahan, untuk yayasan. Wah, sebaiknya sih, koropak hanya satu dan ditujukan untuk masjid yang bersangkutan saja. Kalaupun banyak koropak, itu pun khusus untuk masjid besar yang terdiri dari dua lantai.

Nah, masalahnya kompleks perumahan yang saya tinggali adalah orang-orang yang lumayan berada. Beberapa di antara mereka bahkan punya kendaraan, sekarang apa urgensinya pakai koropak untuk meminta sumbangan yang diestafetkan dalam masjid? Tapi siapa tahu duit itu mungkin akan disumbangkan ke orang-orang fakir miskin dan anak yatim. Sementara untuk para jamaah, jika niatnya untuk bersedekah, maka itulah pahala yang mereka dapatkan. Tidak ada sangkutpautnya dengan urusan: ‘mau dikemanakan uang itu’.

- Di masjid tempat anak-anak kos bernaung, atau di masjid manapun yang dekat dengan areal perkantoran, pabrik, atau kampus, pastilah pernah merasakan salat di luar areal masjid. Sampai-sampai harus menggulung tikar bahkan koran di luar areal masjid. Hal ini menjadi pemandangan yang biasa. Seperti yang juga pernah saya alami. Saat itu cuaca mendung, dan kami sampai kebasahan karena gerimis. Namun beruntung, Allah tidak mengguyur hujan ketika salat Jumat berlangsung. Baru ketika salat Jumat berakhir, hujan deras pun datang.

- Mengantuk adalah hal yang biasa dirasakan para jamaah. Jadi terkadang khotbah dari khatib tidak didengarkan secara  baik. Hal ini lumrah saja, masalahnya udara siang bolong memang bikin kita mengantuk. Bahkan lebih sering ada yang tidur ayam. Sebaiknya sih, tetap berzikir atau mendengarkan ceramah. Meski demikian mengantuk manusiawi,kok. Asal jangan jadi kebiasaan aja, Heuheu =3=’

- Dulu pas masih kecil, setiap anak lelaki terbiasa salat jumat dan ribut di saf paling belakang. Makanya saya lebih nyaman, duduk di tengah saja. Nah, pas giliran enggak kebagian tempat dan mau enggak mau duduk di belakang, diusilin deh. Saat salat tahiyatul Masjid, sarung yang saya kenakan dipelorotin. Akhirnya terlihatlah burung itu. Maklumlah, kalau bocah SD kadang suka malas pake celana dalem. =.=’

Tragisnya Larangan Salat Jumat bagi Para Pekerja

Miris juga, masa ibadah umat muslim harus dibatasi demi kepentingan kapitalisme alias duniawi? Meski masyarakat Indonesia sudah mafhum adanya kelonggaran waktu khusus di hari Jumat yang diterapkan oleh banyak pabrik dan perusahaan, tetap saja ada tempat bekerja yang membatasi karyawan/pekerjanya untuk melakukan salat Jumat. Miris sekali, ya? Padahal beribadah itu adalah bagian dari hak asasi manusia.

Dua hari yang lalu saya menemukan kabar di media massa online, ketika 30 karyawan Toko HF di Jalan Semarang, Surabaya, akhirnya dipecat pasca larangan salat Jumat yang tidak dipedulikan para pekerja muslim. Yang lebih miris, pekerja non-muslim yang memperjuangkan hal salat Jumat bagi rekannya yang lain agama, juga ikut dipecat. Para pekerja itu kini mengadu ke disnaker setempat.
Sementara bagian HRD Toko HF yang bersangkutan berkilah bahwa apa yang terjadi hanya sebuah kesalahpahaman. Perusahaan hanya ingin pekerjaan tetap berjalan pada hari Jumat, namun mekanismenya memang bermasalah.Mekanisme di sini adalah pembagian jadwal salat Jumat yang harus dilakukan para pekerja. Misalnya minggu pertama, yang boleh salat Jumat ada 10 orang, minggu selanjutnya ada 7 orang. Ini membuat satu orang pekerja hanya bisa melakukan salat Jumat sebanyak dua kali dalam sebulan. Wah, bagaimana bisa?
Salat Jumat Wajib Hukumnya
Salat Jumat wajib dilakukan bagi muslim laki-laki sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Surat Al Jumu’ah ayat 9 yang artinya:”Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, dan itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.” (QS 62: 9)

Salat Jumat tidak diwajibkan untuk perempuan muslim, anak-anak, hamba sahaya, dan orang yang sakit. Lalu bagaimana jika seorang muslim sengaja melalaikan kewajiban salat? Menurut hadis HR, Muslim: ” “Hendaklah orang-orang itu berhenti dari meninggalkan salat Jum’at atau kalau tidak, Allah akan menutup hati mereka kemudian mereka akan menjadi orang yang lalai.”

Nah, jadi untuk teman-teman yang muslim dan berbatang, adalah wajib hukumnya untuk datang ke masjid. Apalagi untuk para lelaki yang karena kesibukan atau rasa ‘malas’ terbiasa salat sendiri dan kurang berinteraksi di masjid. Itulah gunanya salat yang diwajibkan ini. Agar bagaimanapun, kita bisa ngeh diri sebagai makhluk sosial. Istilahnya paling enggak, satu minggu sekali kita ke masjid dan bersilaturahmi. Tak saling mengenal dan tak ada tegur sapa memang, tapi begitulah cara mereka dipertemukan sebagai sesama saudara.

Sumber : edukasi.kompasiana.com

0 komentar:

Posting Komentar

1. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Account E-Mail Anda, silahkan pilih Profile E-Mail
2. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Nama dan URL Anda, silahkan pilih Name/URL
3. Jika Anda ingin berkomentar tanpa diketahui nama Anda, silahkan pilih Anonymous