Sekilas tentang Salat Jumat
Salat Jumat hanya boleh dilakukan lelaki muslim dan dilakukan berjamaah.
Dalam praktiknya, para lelaki ini harus menyegerakan pergi ke masjid.
Biasanya jam setengah sebelas, jika waktu zuhur dimulai jam 12, masjid
sudah lumayan penuh. Tapi lebih para jamaah datang sepuluh atau lima
menit sebelum waktu zuhur dimulai.
Sebelum salat Jumat, lelaki muslim disunahkan untuk mandi, berpakaian
rapi dan memakai wewangian (non-alkohol). Biasnya pula aksi mencukur
bulu-bulu cinta atau potong kuku, dilakukan di hari ini. Usai itu,
ketika sampai di masjid, disunahkan untuk salat sunah dua rakaat. Lalu
khatib memberi salam sekira sekian detik, kemudian jamaaah mendengarkan
kumandang azan dari muazin sebagai tanda tiba waktu zuhur. Usai itu
khatib memberi ceramah yang durasinya kira-kira 10-15 menit. Usai itu
muazin melakukan iqamat atau pemanggilan salat berjamaah, dan salat dua
rakaat pun berlangsung secara berjamaah.
Usai ini disunahkan para jamaah untuk bersalawat dan berdoa. Pada
kenyataannya karena kesibukan, para jamaah hanya berada di masjid sekira
dua menit usai salat jamaah dilakukan.
Masjid-Masjid yang Paling Dikenang
- Masjid sekolah. Bagaimana tidak, selama tiga tahun berada di tempat
dan melakukan aktivitas yang sama, kami wajib salat Jumat di masjid
tersebut. Ketika anak-anak SMP dan SMA juga para guru berkumpul dalam
jajaran saf. Yang unik, waktu salat Jumat di sekolah saya terbilang amat
singkat. Tidak heran karena masjid sudah mulai penuh satu jam sebelum
waktu zuhur dimulai. Tidak heran pula kami yang SMA cepat pulang dan
kerap kali menemukan masjid di areal sekolah yang masih melakukan ibadah
salat dua rakaat tersebut.
- Masjid di Ledeng. Masjid ini tidak terlalu besar dan terletak di
‘bukit’. Kami harus menaiki anak tangga yang lumayan banyak untuk sampai
‘ke atas’, maklum masjid itu berada di dataran yang lebih tinggi.
Itulah masjid satu-satunya yang dekat dengan areal kos yang terletak di
tempat saya tinggal. Sebenarnya ada masjid yang berada tepat di Terminal
Ledeng, namun itu cukup jauh.
- Musala SMP. Dulu kalau sekolah siang, enggak banyak anak yang lebih
memilih singgah di musala untuk salat Ashar. Saya adalah salah satu anak
yang sengaja pergi ke musala. Selain untuk ‘menyepi’ sekalian buat
ibadah juga, kan? Yang paling enak saat salat Jumat berlangsung di sana.
Anak-anak SMA dan SMP berkumpul dalam saf. Yang SMP tentu saja wajib
pakai sarung yang dibawa dari rumah. Mereka kan pakai celana pendek.
Makanya tiap sekolah siang, saya selalu bawa sarung.
Yang Unik dan Menggelitik Saat Salat Jumat Berlangsung
- Masih ingat dengan style emo yang sempat menjadi tren di media era
2000-an? Mulai dari rambut zigzag, pakaian cungkring yang ngepas banget,
sampai celana pensil. Nah, kayaknya enggak masalah jika gaya ini
diterapkan pada pemuda yang kerempeng atau punya tubuh yang biasa aja.
Lalu bagaimana jika yang chubby atau agak gemuk melakukannya?
Pada suatu Zuhur di masjid kampus, di hadapan saya muncullah sosok
lelaki dengan jeans ketat dan pinggang yang lebar. Ketika dia melakukan
salat sunat tahiyatul Masjid, lipatan bokongnya amat terlihat jelas
kala dia duduk di antara dua sujud. Ini tentu pemandangan yang amat
mengganggu.
- Di beberapa masjid, keberadaan anak-anak sebenarnya cukup
mengganggu. Anak-anak seumuran SD ini lebih sering duduk di saf paling
belakang dan bebas mengobrol saat khatib berkotbah. Sebenarnya sudah
menjadi kewajiban bagi muslim yang dewasa di jajaran yang sama untuk
memberi nasihat. Tapi kemudian hal ini menjadi lumrah dan terjadi di
masjid-masjid perkampungan padat penduduk. Yah, namanya juga anak kecil.
Meski akan lebih baik jika mereka lebih dinasihati dan tidak bercanda
saat berada dalam masjid.
- Terkadang saya menemukan anak lima tahunan jalan-jalan saat
salat Jumat dua rakaat berlangsung. Sudah tiga kali hal itu berulang di
masjid padat penduduk di tempat saya tinggal. Namun beruntung, hal itu
tidak berulang kembali. Ini bagus karena jika anak kecil itu dibiarkan,
maka yang berdosa adalah orang tuanya.
- Yang menggelikan dari masjid di kompleks perumahan yang baru
saya tempati, adalah banyaknya koropak yang biasa di-estafetkan para
jamaah kala menunggu tibanya salat Jumat. Koropak adalalah kotak
sumbangan yang terbuat dari kayu dan mirip celengan. Ada sekira tiga
koropak yang diestafetkan, membuat saya yang baru mencicipi masjid
tersebut tergelak. Ada yang bertuliskan sumbangan untuk kompleks
perumahan, untuk yayasan. Wah, sebaiknya sih, koropak hanya satu dan
ditujukan untuk masjid yang bersangkutan saja. Kalaupun banyak koropak,
itu pun khusus untuk masjid besar yang terdiri dari dua lantai.
Nah, masalahnya kompleks perumahan yang saya tinggali adalah
orang-orang yang lumayan berada. Beberapa di antara mereka bahkan punya
kendaraan, sekarang apa urgensinya pakai koropak untuk meminta sumbangan
yang diestafetkan dalam masjid? Tapi siapa tahu duit itu mungkin akan
disumbangkan ke orang-orang fakir miskin dan anak yatim. Sementara untuk
para jamaah, jika niatnya untuk bersedekah, maka itulah pahala yang
mereka dapatkan. Tidak ada sangkutpautnya dengan urusan: ‘mau
dikemanakan uang itu’.
- Di masjid tempat anak-anak kos bernaung, atau di masjid manapun
yang dekat dengan areal perkantoran, pabrik, atau kampus, pastilah
pernah merasakan salat di luar areal masjid. Sampai-sampai harus
menggulung tikar bahkan koran di luar areal masjid. Hal ini menjadi
pemandangan yang biasa. Seperti yang juga pernah saya alami. Saat
itu cuaca mendung, dan kami sampai kebasahan karena gerimis. Namun
beruntung, Allah tidak mengguyur hujan ketika salat Jumat berlangsung.
Baru ketika salat Jumat berakhir, hujan deras pun datang.
- Mengantuk adalah hal yang biasa dirasakan para jamaah. Jadi
terkadang khotbah dari khatib tidak didengarkan secara baik. Hal ini
lumrah saja, masalahnya udara siang bolong memang bikin kita mengantuk.
Bahkan lebih sering ada yang tidur ayam. Sebaiknya sih, tetap berzikir
atau mendengarkan ceramah. Meski demikian mengantuk manusiawi,kok. Asal
jangan jadi kebiasaan aja, Heuheu =3=’
- Dulu pas masih kecil, setiap anak lelaki terbiasa salat jumat
dan ribut di saf paling belakang. Makanya saya lebih nyaman, duduk di
tengah saja. Nah, pas giliran enggak kebagian tempat dan mau enggak mau
duduk di belakang, diusilin deh. Saat salat tahiyatul Masjid, sarung
yang saya kenakan dipelorotin. Akhirnya terlihatlah burung itu.
Maklumlah, kalau bocah SD kadang suka malas pake celana dalem. =.=’
Tragisnya Larangan Salat Jumat bagi Para Pekerja
Miris juga, masa ibadah umat muslim harus dibatasi demi
kepentingan kapitalisme alias duniawi? Meski masyarakat Indonesia sudah
mafhum adanya kelonggaran waktu khusus di hari Jumat yang diterapkan
oleh banyak pabrik dan perusahaan, tetap saja ada tempat bekerja yang
membatasi karyawan/pekerjanya untuk melakukan salat Jumat. Miris sekali,
ya? Padahal beribadah itu adalah bagian dari hak asasi manusia.
Dua hari yang lalu saya menemukan kabar di media massa online,
ketika 30 karyawan Toko HF di Jalan Semarang, Surabaya, akhirnya
dipecat pasca larangan salat Jumat yang tidak dipedulikan para pekerja
muslim. Yang lebih miris, pekerja non-muslim yang memperjuangkan hal
salat Jumat bagi rekannya yang lain agama, juga ikut dipecat. Para
pekerja itu kini mengadu ke disnaker setempat.
Sementara bagian HRD Toko HF yang bersangkutan berkilah bahwa apa yang
terjadi hanya sebuah kesalahpahaman. Perusahaan hanya ingin pekerjaan
tetap berjalan pada hari Jumat, namun mekanismenya memang
bermasalah.Mekanisme di sini adalah pembagian jadwal salat Jumat yang
harus dilakukan para pekerja. Misalnya minggu pertama, yang boleh salat
Jumat ada 10 orang, minggu selanjutnya ada 7 orang. Ini membuat satu
orang pekerja hanya bisa melakukan salat Jumat sebanyak dua kali dalam
sebulan. Wah, bagaimana bisa?
Salat Jumat Wajib Hukumnya
Salat Jumat wajib dilakukan bagi muslim laki-laki sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Surat
Al Jumu’ah ayat 9 yang artinya:”Wahai orang-orang yang beriman, apabila
kamu diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, dan itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.” (QS 62: 9)
Salat Jumat tidak diwajibkan untuk perempuan muslim, anak-anak, hamba sahaya, dan orang yang sakit. Lalu bagaimana jika seorang muslim sengaja melalaikan kewajiban salat? Menurut hadis HR, Muslim: ” “Hendaklah
orang-orang itu berhenti dari meninggalkan salat Jum’at atau kalau
tidak, Allah akan menutup hati mereka kemudian mereka akan menjadi orang
yang lalai.”
Nah, jadi untuk teman-teman yang muslim dan berbatang, adalah
wajib hukumnya untuk datang ke masjid. Apalagi untuk para lelaki yang
karena kesibukan atau rasa ‘malas’ terbiasa salat sendiri dan kurang
berinteraksi di masjid. Itulah gunanya salat yang diwajibkan ini. Agar
bagaimanapun, kita bisa ngeh diri sebagai makhluk sosial. Istilahnya
paling enggak, satu minggu sekali kita ke masjid dan bersilaturahmi. Tak saling mengenal dan tak ada tegur sapa memang, tapi begitulah cara mereka dipertemukan sebagai sesama saudara.
Sumber : edukasi.kompasiana.com
Sumber : edukasi.kompasiana.com
0 komentar:
Posting Komentar
1. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Account E-Mail Anda, silahkan pilih Profile E-Mail
2. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Nama dan URL Anda, silahkan pilih Name/URL
3. Jika Anda ingin berkomentar tanpa diketahui nama Anda, silahkan pilih Anonymous