
Presiden Suriah Bashar Assad memperingatkan terhadap intervensi Barat dalam pemberontakan di negaranya yang telah berlangsung selama 7-bulan, mengatakan tindakan tersebut hanya akan memicu "gempa bumi" yang "akan membakar seluruh wilayah timur tengah."
Pernyataan Assad tersebut, yang diterbitkan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Inggris Sunday Telegraph, dibuat dengan latar belakang adanya seruan dari demonstran anti-rezim untuk diterapkannya zona larangan terbang di Suriah dan bentrokan semakin sering terjadi antara pasukan pemerintah dan pembelot militer, yang menewaskan sedikitnya 30 tentara Sabtu malam lalu.
"Suriah adalah hub sekarang di wilayah ini. Ini adalah garis patahan, dan jika Anda bermain dengan wilayah ini Anda hanya akan menyebabkan gempa," kata Assad. "Apakah Anda ingin melihat Afghanistan lain, atau puluhan Afghanistan?"
Pernyataan Assad muncul untuk mencerminkan meningkatnya kekhawatiran rezim-nya sekitar intervensi asing dalam krisis negara itu setelah kematian terakhir diktator Libya Muammar Gaddafi, yang digulingkan oleh pemberontakan rakyat yang didukung oleh serangan udara NATO.
Menyadari kekhawatiran di dalam negeri dan di luar negeri, Assad mengatakan "ada masalah di Suriah yang akan membakar seluruh wilayah. Jika rencana ini adalah untuk membagi Suriah, yang hanya akan membagi seluruh wilayah."
Dalam menunjukkan dukungan untuk rezim Assad, ribuan warga Suriah pro-Assad membawa bendera dan poster Assad melakukan demo hari Minggu kemarin (30/10) di alun-alun utama di kota selatan Sweida, sekitar 70 mil (110 kilometer) selatan Damaskus, dekat perbatasan Yordania.
Assad mengatakan bahwa negara-negara Barat pasti melakukan tekanan. Ia tampaknya merujuk pada gelombang sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.
"Tapi Suriah berbeda dalam segala hal dari Mesir, Tunisia, Yaman, karena adanya perbedaan sejarah dan perbedaan Politik," kata Assad.
Presiden Suriah menggambarkan pemberontakan tersebut sebagai "perjuangan antara Islamisme dan pan-Arabisme." Dia mengacu pada ideologi sekuler partai Baath dan Ikhwanul Muslimin yang dihancurkan oleh rezim ayahnya pada tahun 1982.
"Kami telah memerangi Ikhwanul Muslimin sejak 1950-an dan kami masih berjuang melawan mereka," tegas Assad.(fq/todayzaman)
Sumber : Eramuslim.com
0 komentar:
Posting Komentar
1. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Account E-Mail Anda, silahkan pilih Profile E-Mail
2. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Nama dan URL Anda, silahkan pilih Name/URL
3. Jika Anda ingin berkomentar tanpa diketahui nama Anda, silahkan pilih Anonymous