+ Huruf Lebih Besar | -Huruf Lebih Kecil

WELCOME

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas diluncurkannya Weblog ROHIS SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung. Mengingat begitu cepatnya perkembangan IPTEK khususnya dibidang...

Senin, 31 Oktober 2011

Parenting Nabawiyah: Belajar Membangun Rumah Tangga Dari Nabi


 31/10/2011 15:16 WIB
Sabtu pagi, (29/10) Tim Cahaya Siroh melalukan perhelatan akbar bertajuk Grand Launching Buku Parenting Nabawiyah. Bertempat di Aula Kampus Al Azhar Jakarta, acara dihadiri lebih dari 500 peserta yang berasal dari Jabobetabek dan juga luar Kota seperti Maluku dan Aceh.
Ustadz Budi Ashari Lc, selaku penulis buku dan pimpinan Cahaya Siroh menekankan pentingnya menggali kehidupan keluarga yang berangkat dari kehidupan Nabi Muhammad SAW. Parenting Nabawiyah akan menguatkan konsep keluarga berbasi nubuwah (kenabian). Karenanya Parenting model ini akan terus mencoba menggali tips langsung dari tips yang telah diberikan oleh generasi terbaik Rasulullah SAW.
“Banyak hadis nabi yang penuh dengan tips-tips keluarga.” ujarnya
Ayah tiga anak ini mengkritik berkembangnya konsep parenting yang menjadikan pengalaman pribadi sebagai rujukan. Padahal pengalaman pribadi seorang praktisi parenting akan sangat berbeda dengan kondisi yang dialami pasangan lainnya.
“Ibarat cincin, ia hanya muat di jari kita, tapi belum tentu cocok di jemari orang lain,” katanya.
“Maka itu, Parenting Nabawiyah bukan sekedar stiker tempelan yang menempelkan ayat dalam Al Qur’an lalu selesai,” tambahnya
Salah satu konsep membangun keluarga muslim dalam konteks parenting ini berawal dari bagaimana seorang muslim memilih pasangan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam surat al Furqon ayat 74 dimana Allah mendahulukan kata pasangan terlebih dahulu, baru kemudian menyebut kata keturunan.
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
Dalam sejarahnya, para sahabat juga memilih untuk menikah muda. Ali Bin Abi Thalib RA, misalnya, ia menikah dengan Fathimah saat umur 20 tahun. Sedangkan umur Fathimah sendiri kala itu menginjak usia 15 tahun.
“Begitulah pasangan yang dididik secara langsung oleh Nabi. Mereka dari kecil sudah mandiri, makanya Ali siap untuk menikah muda. Berbeda dengan generasi muda zaman sekarang yang belum siap apa-apa di umur sekian." paparnya di depan para audiens yang dari pagi membanjiri aula kampus.
Sayangnya, lanjut lulusan Universitas Islam Madinah ini, banyak orang tua justru menyumpahi keinginan anaknya untuk menikah muda. Salah satu benturan yang dimainkan oleh orangtua justru permasalahan finansial.
Tidak hanya itu. Konsep Parenting Nabawiyah pada gilirannya juga melahirkan generasi muda Islam yang cemerlang. Imam Syafi’i berhasil menjadi mufti di Mekkah saat usia baru 15 tahun. “Itu mufti yang pada konteks Indonesia bisa disamakan dengan Ketua MUI,” terangnya. Begitu juga dengan Imam Bukhari yang sudah menulis hadis di usia 16 tahun.
Ustadz Elvin Sasmita sebagai ketua Cahaya Siroh mengaku merintis kajian ini sudah empat tahun lamanya. "Empat tahun lalu kami bersama teman-teman mulai serius mengkaji Siroh Nabawiyah. Maka itu kami berrterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung kami, terutama keluarga," imbuhnya.
Buku Parenting Nabawiyah sendiri berisi Sembilan bab dengan berbagai macam materi. Dari mulai dari visi keluarga muslim, melahirkan generasi penegak Khilafah, generasi pembuka Roma, inspirasi dari Surat At Tahrim, sampai dengan Belajar dari Keluarga Nabi. (Pz)
Sumber : Eramuslim.com

0 komentar:

Posting Komentar

1. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Account E-Mail Anda, silahkan pilih Profile E-Mail
2. Jika Anda ingin berkomentar dengan menggunakan Nama dan URL Anda, silahkan pilih Name/URL
3. Jika Anda ingin berkomentar tanpa diketahui nama Anda, silahkan pilih Anonymous